Malam minggu
kemarin, Aku diajak paman untuk menghadiri undangan di Hotel Santika. Pamanku
yang mempunyai usaha perbengkelan itu mendapat undangan dari rekan bisnisnya
(ceileeee... bahasamu nak ckckck) di acara ASPIRA RETAILERS GATHERING. Menurut pamanku,
itu cuma acara makan malam biasa sambil memperkenalkan produk terbaru keluaran
ASPIRA.
Setibanya di
Hotel, kami langsung diantar ke sebuah ruangan dan melakukan register. Undangan
yang merupakan tiket masuk diganti dengan tas berisi kupon door prize, beberapa
lembar brosur, juga cinderamata berupa kaos dan ikat pinggang. Setelah itu kami
dipersilahkan masuk dan duduk dimana saja kami suka. Ada sekitar 10 (atau
mungkin 12) meja bundar yang dikelilingi masing-masing 10 kursi, diantaranya terdapat
2 atau 3 meja yang diperuntukan khusus para undangan yang vegetarian.
Kami duduk di
sebuah meja di sebelah kiri ruangan, di sana sudah duduk 1 pasang suami istri
dan seorang bapak yang datang sendiri. Ketiganya berwajah chinese (sama seperti
mayoritas undangan yang lainnya) dan pamanku mengenal mereka dengan baik.
Selang beberapa waktu, sepasang suami istri datang dan duduk di meja yang sama
dengan kami. Istrinya mengenakan jilbab sepertiku, dan mereka juga bukan chinese
sama seperti kami.
Ketika tamu
undangan duduk, waiter langsung mengambil saputangan yang terlipat di
atas meja, membuka lipatannya lalu meletakkannya hati-hati dipangkuan kami. Setelah
itu meraka akan membuka tutup gelas dan menuangkan air putih, juga teh ke dalam
cawan kecil. Aku tak tau teh apa yang dihidangkan oleh mereka, seperti teh
hijau yang sering diminum para gadis yang sedang berdiet. Sepat, meninggalkan
rasa pahit di lidah untuk beberapa saat. Tapi tak lama, karena kemudian pahit
itu hilang dan terasa segar ditenggorokan.
Selain gelas dan
cawan teh, ada piring yang di sebelah kanannya terdapat sendok makan, sendok
sup dan sumpit. Sementara di sebelah kiri piring terdapat dua garpu. Di tengah-tengah
meja aku melihat beberapa mangkuk kecil berisi acar, cabe, kecap asin dan juga
sambal (dilihat dari tampilannya, itu sambal bangkok). Ada juga botol kecil
berisi garam dan merica. Tak ketinggalan menu makan malam yang diketik rapi
dengan huruf kecil-kecil di sebuah kertas yang dijepit diatas sebuah besi dan
diletakkan persis di tengah-tengah meja.
Melihat tata meja
yang diatur sedemikian rupa dengan segala yang menghiasinya, aku jadi grogi. Secara
aku tak terbiasa menghadiri acara yang high class seperti ini. Tiba-tiba
saja aku takut jika harus menggunakan sumpit, karena aku tak bisa
menggunakannya. Atau salah cara memegang sendok (plis deh!), atau salah memakai
garpu yang seharusnya (ada dua garpu, dan aku tak melihat ada perbedaan diantara
keduanya). Atau malah melakukan hal konyol lainnya yang gak sesuai dengan tata
cara makan di meja makan yang baik dan benar (table manner). Dan, aku
yang paling penting aku takut mempermalukan pamanku di hadapan teman-temannya.
Lupakan! Aku yakin
gak semua chinese di ruangan itu memahami table manner, walau
sudah pasti mereka ahli menggunakan sumpit :P
Setelah acara
dibuka, kata sambutan dan hal-hal yang gak penting lainnya. Satu persatu para waiter
menghidangkan menu makan malam sambil diiringi suara merdu mbak penyanyi dan
cuap-cuap mas MC. Makanan pembukanya adalah Hongkong Springroll dan Pototo
Salad and Smoked Beef, dilanjutkan dengan Asparagus Crab Meat Soup
Hongkong Springroll itu bentuknya kayak risoles, tapi lebih
kenyal. Sepertinya bahan dasar kulitnya bukan dari terigu tapi tepung beras
(ini hanya dugaanku haha). Isinya aku
gak merhatiin sih ya, yang pasti ada jamur kupingnya (itu loh jamur yg berwarna
cokelat kehitaman yang sering ada di dalam tekwan atau kemlo. Tau kan?). Springroll
ini paling enak dimakan pake sambal bangkok.
Potato salad and smoked beef adalah Kentang rebus yang
dipotong dadu dengan daging asap yang diiris tipis memanjang seperti lidi
(beneran seperti lidi, saking tipisnya gak terasa rasa daging asapnya). Lalu
kedua bahan itu dicampur dengan mayones. Menurutku sih rasanya tawar, jadi
aku menambahkan sedikit sambal bangkok (lagi) sebagai pelengkap.
Asparagus crab meat soup. Makanan yang satu ini
mengingatkanku dengan makanan khas daerah Indonesia bagian Timur (Papua) yang
berbahan dasar tegung kanji (sagu). Sedikit lebih kental dari sup biasa, ada
taburan daun bawang di atasnya. Sup ini lezat karena dihidangkan hangat. Bawang
putih juga ikut mempertajam rasanya. ENAK
Oya, setiap selesai satu hidangan, sebelum
menghidangkan menu selanjutnya, waiter akan membereskan sisa makanan di
piring kita, mengganti piring dengan mangkuk, atau sendok/garpu yang kita pakai
dengan yang bersih, lalu menuangkan lagi air putih dan teh yang telah
berkurang.
Selanjutnya waiter menghidangkan
nasi putih di dalam mangkok yang diletakkan di atas piring. Aku langsung
membayangkan orang-orang China, Jepang atau Korea yang memakan nasi dalam
mangkok dengan sumpit. Tapi lalu bertekat, apa pun yang terjadi, walau semua
orang memakan nasinya dengan sumpit, aku akan tetap cuek menggunakan sendok
hehe...
Tak lama berselang, dihidangkan pula Crab
Meat Fried Rice. Awalnya ketika membaca menu bertuliskan CRAB, aku
membayangkan seekor kepiting (lengkap dengan capitnya). Sedikit kaget ketika
melihat apa yang dibawa oleh waiter, lalu maklum ketika membaca ulang
menu yang tertulis. Gak heran jika yang dihidangkan adalah nasi goreng dengan wortel
yang diiris tipis memanjang seperti lidi (lagi?) juga timun dengan irisan
serupa lidi juga (hah?) yang dicampur dengan telur (awalnya kupikir telur, tapi
mengingat nama menunya jadi aku ralat. Sepertinya bukan telur melainkan daging
kepiting yang telah dihaluskan hehe...). Dan menu ini berhasil menyingkirkan
nasi putih dalam mangkok untuk keluar dari piringku. Tentu saja itu artinya,
aku gak harus makan nasi putih dengan sumpit :P
Menyusul kemudian Chicken with peanut sauce, ayam
yang dimasak dengan kacang dan kecap. Rasanya manis. Aku kurang suka. Juga Steam
fish with anchouvies and lime. Aku gak tau jenis ikan apa yang dipake, tapi
sepertinya ikan laut sih. Dan menu yang satu ini terasa sedikit amis walau
katanya pake lime. Untunglah rasa amis itu dinetralisir dengan
Brokoli saus udang bawang putih. Campuran brokoli, bunga kol dan wortel
yang ditumis dengan bawang putih. Tapi hei tunggu dulu, aku tak menemukan udang
didalam makanan ini (bahkan bau dan rasanya pun tidak), Huh.. :(
Wujud nyata si Udang aku temukan di menu selanjutnya: Udang
Goreng With Saus Telur Asin. Aku sedikit menyesalkan kenapa menu yang
dihidangkan bukan udang goreng tepung (jika memang mau digoreng), atau dimasak
dengan saus tiram, atau dibikin udang asam manis aja. Lebih simpel dan enak
tentunya. Aku memang gak suka telur asin dan baru kali ini aku dengar saus
telur asin (what? Telur asin? Siapa sih yang punya ide telur asin dijadiin
saus?). Gak pas aja menurutku, apalagi dicampur ke udang goreng. Rasanya jadi
aneh gitu. Dan dengan terpaksa aku hanya mengambil satu ekor udang ukuran kecil
saja. Nyicip.
Menu yang kedengarannya paling sederhana adalah Mie
Goreng Singapure. Gak ada yang istimewah dari mie goreng ini, sama aja
kayak mie goreng biasanya. Ntah kenapa namanya memakai embel-embel Singapure,
aku juga heran. Toh cuma mie yg dicampur sawi bakso (sayur sawi yang biasanya
ada di bakso) dan potongan sayur kubis, dikasih wortel sama daun bawang trus
digoreng. Sepertinya bumbunya cuma garam doank deh, karena gak ada rasa pedasnya
sama sekali, manis juga gak.
Terakhir, waiter menghidangkan Beef canton.
Ini makanan jadi menu favoritku. Pernah makan sate padang? Nah menu yang satu
ini rasanya mirip kayak sate padang (walau dagingnya gak ditusuk pake lidi sih
hehe). Pokoknya enak deh, aku suka banget!
Dan setelah
banyaknya menu di atas, makan malam ini ditutup dengan Puding cokelat yang
lezat (walau tanpa fla) dan juga Sliced fresh fruit, berupa irisan buah pepaya,
melon, dan semangka. Yang bikin mata tambah seger adalah pada saat yang
bersamaan panitia acara mulai membagi-bagikan door prize yang
menggiurkan. Ada iPad, Tablet dan juga smartphone (loh kenapa bukan produk
ASPIRA ya? #bingung). Lalu setelah diselingin dengan acara joget Caesar
(lebih gak nyambung lagi), semua undangan yang tidak mendapatkan door prize
disuruh maju membawa kupon untuk ditukarkan dengan bingkisan yang ternyata
isinya handphone. WOW!!! Terakhir foto bersama dan B.U.B.A.R!
Sepulang dari
acara tersebut, sesampainya di rumah, aku yang anak ekonomi ini mulai
menghitung-hitung berapa dana yang dihabiskan oleh penyelenggara untuk acara dinner
plus bagi-bagi hadiah itu. Mulai dari sewa tempat, honor MC+pemain
musik+penyanyi+ panitia, biaya makan dengan menu sebanyak itu, cinderamata,
hadiah dan tentu saja tip buat para waiter. Ah... sudahlah, aku
jadi berhayal punya uang sebanyak itu hehe..
Well, sekian
cerita gak penting ini. Sebenarnya tadi cuma mau ngomentari makanannya aja tapi
malah ngelantur kemana-mana. Yang pasti, (lagi-lagi) menurutku yang terpenting
dari makanan itu bukan namanya tapi rasanya. Setuju? Okesipz! ^_^