_rindu waktu yang membenam jarak_
_memetik satu persatu waktu yg berjalan untuk kujadikan pelampiasan rindu_
_rindu langit yang besarkan nama, rindu bumi yang tiupkan nafasku, rindu kamu, waktu_
_menjadi sunyi yang sembunyi di balik matamu, berpura tertidur dalam pesannya_
_mengutarakan rindu yg tak sempat terucap waktu; padamu_
_menanti waktu menuai rindu_
_menjadikan malam dari puisi,serupa menuliskan mimpi pada nyanyian sunyi_
_dingin benar pagi ini. Seperti telaga di matamu yang surut diuapkan purnama lalu mengaburkan senyum di lengkung merah bibirmu_
_menuju mimpi, semua mendadak jingga. pada lagunya, kristal lebur di atas kasur. Akh!! Lagi-lagi kubakar ban di kepala_
Agus Dwi Rusmianto, Tasik - Makassar 2013.