Resolution 2011

Memasuki minggu akhir dari bulan ketiga di tahun 2011 ini, gak terasa memang. Selama hampir 3 bulan telah banyak yang aku lewati, tapi anehnya aku belum menetapkan resolusi ku untuk tahun ini. Sebelumnya aku berniat membuat resolusi saat perenungan di malam ultahku, nyatanya hingga saat ini aku tetap bergeming. Ada apa dengan diriku???

Entahlah, sepertinya ada ketakutan-ketakutan tersendiri dalam diri ini. Aku mengalami dilema hati yang serius, yang membuat perasaanku terombang-ambing tanpa jelas kemana semua akan bermuara. Dan aku terlalu gengsi untuk memohon kepada-Nya untuk menunjukkan arah yang benar. Tuhan... betapa aku merasa jauh dari-Mu, aku sungguh malu.

Baiklah, malam ini akan ku tuliskan sebuah resolusi hidupku untuk tahun ini, tak banyak tapi semoga benar2 bisa aku aplikasikan dalam kehidupanku.

Ya Robb, aku akan berjanji pada diriku sendiri kalo aku ingin lebih memperbaiki diri. Aku akan mengubah sedikit demi sedikit sikap dan penampilanku, akan lebih memperhatikan ibadahku, dan menata kembali hatiku. Aku akan berusaha menjadi muslimah yang lebih baik lagi, agar Engkau berkenan mempersiapkan seorang laki-laki terbaik untuk menjadi imam dan pembimbing ku dalam mengarungi sisa-sisa hidupku nanti. Seseorang yang baik agamanya, baik akhlaknya, baik tutur kata dan perbuatannya. Seseorang yang dapat menjadi teladan bagi diriku dan anak-anak yang kelak aku lahirkan. Seseorang yang dapat menuntunku untuk meraih kebahagian dunia akhirat. Seseorang yang aku cintai dan mencintaiku hanya karena-Mu, karena kecintaan kepada-Mu semata. Jadi tolong hadirkan keteguhan di hatiku ya Allah, agar aku tak pernah lelah berusaha, ingatkan aku selalu bila aku salah dan lupa, yang terpenting jangan pernah bosan mendengar doa-doa dan pengharapanku setiap waktu.

Mungkin bukan hanya itu harapanku, ada banyak lagi sampai aku bingung untuk mengutarakannya. Jadi harap dimaklumi bila esok hari akan ada lagi janji, permohonan, dan keinginan yang aku sampaikan pada-Mu.

NB: Hmmm... tapi aku belum mau menikah tahun ini, jadi pertemukan saja dulu aku dengan jodohku ^_^

Legenda Pulau Kemaro

Pulau kemaro merupakan salah satu objek wisata religius di Kota Palembang. Pulau ini terletak di hilir sungai musi dan luasnya sekitar 5 ha yang merupakan sebuah delta di tengah-tengah sungai musi dan letaknya sekitar 3 mil di sebelah hilir Jembatan Ampera, Palembang. Akar budaya dan legenda yang terkandung di dalamnya menjadi magnet yang mampu menarik minat banyak orang. Bukan hanya umat Budha Tridharma yang datang berkunjung ke pulau ini, tidak sedikit umat Muslim pun ikut menyambangi pulau yang juga dikenal sebagai ‘Pulau Jodoh’ ini.

Pulau ini akan ramai di datangi oleh para pengunjung etnis cina (Tionghoa) baik dari dalam maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Cina dan beberapa negara lainnya terutama pada saat Cap Go Me (15 hari setelah Imlek) , dan di sana ada sebuah pohon langka yang di sebut pohon cinta dimana apa bila pasangan muda-mudi yg berpacaran apabila mengukir nama mereka konon cinta mereka akan berlanjut ke pelaminan.

Latar belakang terbentuknya pulau Kemaro yang menjadi tempat ritual yang tersohor sampai ke manca Negara dan bermakna tinggi ini di awali sebuah legenda cinta sejati antara dua bangsa dan budaya besar zaman dahulu. Ada beberapa versi cerita yang berkembang di masyarakat tentang legenda pulau kemaro ini. Saya akan menceritakan salah satunya:

Liburan ke Palembang (Part I)

Beberapa waktu yang lalu saya dan seorang teman berkunjung ke kota Palembang. Kali ini tujuan saya bukan untuk mudik ke kampung halalam ibu saya, tetapi benar-benar karena ingin berlibur. Sementara itu teman saya ‘Ibdaria’ memiliki urusan kantor yang harus diselesaikan di kantor BKN yang ada di Palembang. Maka hari itu, minggu tanggal 6 Maret pukul 10.00 berangkatlah kami menuju Palembang dengan travel.

Tak ada hal istimewah yang kami temui saat perjalanan, saya lebih memilih menghabiskan waktu dengan tidur karena kebetulan malamnya begadang hingga pukul 02.00. Sementara itu Ibda sibuk dengan Nokia-nya, SMSan dan facebookan, sebelum akhirnya ikut tertidur di samping saya.

Malam telah merambat mendekati pukul 22.00 saat kami tiba di kota empek-empek itu. Kak Patra, suami teman Ibda yang kebetulan tinggal di Palembang telah menanti kedatangan kami sejak lama. Mengingat hari telah malam dan kami terlihat cukup letih, maka Kak Patra langsung mengantar kami ke hotel tempat kami akan menginap.

Keesokan harinya saya dan Ibda diantar Kak Patra dan Eka (istri Kak Patra yang adalah temannya Ibda) ke BKN untuk menyelesaikan urusan Ibda terlebih dahulu. Dengan mobil sedannya kami meluncur ke kantor BKN di kawasan Jakabaring. Untuk hari itu, Eka dan Kak Patra yang kebetukan memang sekantor bersedia menyisihkan waktunya menemani kami, mencuri-curi kesempatan untuk bisa keluar dari kantor dengan alasan ada urusan (sebenarnya bukan alasan yang dibuat-buat karena kebetulan mereka juga punya urusan di luar kantor, hanya saja urusan mereka sebenarnya tidak membutuhkan waktu hingga berjam-jam lamanya hehehe).

** BINTANG **

Aku menatap langit malam yang dipenuhi kerlip bintang gemintang. Di sana ku lihat ada satu bintang yang bersinar paling terang. Itu adalah bintangku, bintangmu, bintang kejora kita. Ah.. aku jadi rindu saat-saat berebut bintang denganmu, Mas.

Dulu kau pernah berkata, “Kalo adek merasa kesepian, lihat aja bintang. Percayalah, adek nggak akan merasa sendirian. Karena dimana pun kita berada, walau terpisah jarak ribuan kilometer jauhnya, bintang yang kita lihat adalah bintang yang sama”.

“Mas, bintang itu selalu mengingatkanku pada dirimu,” ucapku lirih menahan rindu.

Tiba-tiba ponselku berdering, aku tersenyum melihat namamu tertera di layarnya.

“Dek, besok mas pulang."



NB: Untuk pertama kalinya saya berhasil menuliskan sebuah Flash Fiction (FF).
FF bertemakan Long Distance Love ini saya sertakan dalam sebuah perlombaan.
Saya tidak terlalu berharap FF ini menang, tapi semoga tetap dianggap layak untuk dibukukan *Hope :)