Hujan sedang menghantarkan rindu...
Membahasakan kata yang tak terucap, ketika raga terpisah jarak; padamu.
Rheadrina, 22 des 13
goresan kecil dalam kanvas kehidupanku
Hujan sedang menghantarkan rindu...
Membahasakan kata yang tak terucap, ketika raga terpisah jarak; padamu.
Rheadrina, 22 des 13
Aku mencoba, walau susah...
Demi mimpi yang ingin ku jadikan nyata.
Demi hati yang selalu membesarkan diri dan berusaha tabah, mengukir senyum di bibir dan rona wajah bahagia.
Demi kaki yang tetap melangkah, mengejar ketertinggalan yang kian jauh jaraknya.
Demi pikiran yang tak pernah berhenti berpikir dan tangan yang senantiasa bekerja, walau didera gelisah dan lelah.
Demi waktu yang pernah tersia-siakan saat putus asa lebih dominan daripada kepasrahan.
Sungguh, aku telah mencoba...
Walau tak jarang berurai airmata,
Walau kadang diri dikuasai amarah,
Walau rasanya selalu ingin menyerah dan kerap merasa kalah.
Aku selalu mencoba,
Demi menjaga semangat agar tetap membara.
Dan, aku percaya....
Walau susah, AKU PASTI BISA! :)
rheadrina, Oktober 2013
Lagi, dan ini terulang lagi. Kembali ada yang pergi, meninggalkan sepiku yang kian sendiri.
Mungkin... Sedih ini bukan tentang kepergianmu, tapi karena ketertinggalanku dari waktu ke waktu.
Saat satu persatu semua orang 'meninggalkan' ku, aku tau Kau selalu di situ memperhatikanku. Kau selalu ada, bahkan walau aku menolak untuk bicara dan berbagi asa.
Ya Allah, jangan biarkan semangat ini begitu cepat menguap. Biarkan ia melekat erat pada niat dan tekad yang kuat.
Seharusnya kau tau sampai saat ini aku masih bertahan, hanya karena satu alasan:
Dulu kau pernah bilang akan datang, walau tak tau kapan.
Sejauh ini bukannya aku tak mengerti,
bahwa hampir setiap kali kau memberi tanda agar aku tau bahwa kau ada.
Mengamatiku selalu dan berharap tegur sapa dariku.
Dalam diam, aku pun begitu.
Jadi...
Bisakah kau bayar penantianku ini
Sebelum tahun berganti dengan yang baru lagi?
Rheadrina, penghujung september 2013
Dulu bukankah pernah aku katakan?
Aku tak ingin berada di belakangmu saat berjalan
Satu dua langkah ke depan
Aku ingin kita tetap sejajar: beriringan
Biar ku ikuti langkahmu yang lebar
walau dengan larian dan tersengal
Sungguh aku tak ingin tertinggal
Pernahkan sesaat saja kau mengingat, bahwa kita telah sekain lama menyia-nyiakan waktu yang kita punya dan berpura-pura semua tetap sama. Tidakkah kau merindukan setiap potongan cerita yang senantiasa tersuguhkan untuk kita nikmati bersama? Bukankah walau dalam kelelahan dan kepenatan yang mendera, ia tetap mampu menghadirkan seulas senyum di wajah, menjelmakan kita menjadi manusia yang tak pernah menyerah. Tidak kemarin, tidak hari ini ataupun nanti.
Jangan heran jika pada akhirnya aku memutuskan menulis surat untukmu. Ini sebagai salah satu konsep keadilan yang seharusnya sudah lama berlaku. Yah, tentu saja akan tidak adil bagimu jika hanya kau yang mengirimiku surat sementara aku tidak. Apalagi selama ini sudah terlalu sering aku mengabaikan SMS atau pesan dari mu hehe...
Tolong jangan protes karena surat yang kau kirim dengan bantuan Pak Pos hanya aku balas melalui tulisan di blog. Sengaja, karena aku tau kau pasti membacanya segera setelah aku menulisnya. Kau kan pengunjung setia blog ku. Yang selalu datang tanpa diundang dan pergi tanpa berkomentar, walau kemudian ujuk-ujuk membahasnya lewat pesan singkat yang segera kau kirimkan. Aneh!
"Aku bukan orang yang terbiasa meninggalkan jejak," begitu kau pernah bilang. Seperti pencuri yang memasuki rumah korbannya secara diam-diam, berusaha tak meninggalkan jejak agar tak ketahuan Hahaha. Sadis sekali ya kata-kataku barusan. Hmmm... Atau mungkin kau seperti 'pemuja rahasia' nya Sheila On 7? Ah terserah kau saja.
Kaktus, aku pernah berkata bahwa ingat tak berarti rindu. Dan kau bilang, bahwa ingat itu jika pernah bertemu. Karena jika tidak semuanya adalah semu. Baiklah, anggap saja kau benar. Tapi bagiku, rindu bukan hanya saat 'pertemuan' ingin diulang. Dan sekalipun rindu itu semu, ia tetaplah bernama rindu. Sebab ia dirasa sebab sebenarnya ia ada. Nyata. Dan bukankah kau sering merindukanku, sahabat dunia maya mu? :p
Hampir 2 tahun berlalu sejak pertama kali qt berkenalan. Kalo tidak salah waktu itu kau tanpa sengaja 'menemukan' sebuah tulisanku yg bercerita tentang gadis yang membenci hujan, sepenggal cerpen yang sebenarnya belumlah selesai. Betul tidak? Oh kaktus maafkan aku jika aku salah, kadang-kadang sahabatmu ini menderita amnesia hahaha.
Kau, suka dan akan selalu menyukai hujan. Aku juga suka tapi tidak selalu, terutama jika hujan mengguyurku tiba-tiba saat sedang menikmati perjalanan. Ya, aku tidak suka kehujanan. Tapi terkadang jika sedih, aku lebih suka berhujan-hujanan. Kenapa? Agar tak ada yang menyadari kalo aku sedang menangis. Air hujan akan menyamarkan air mata yang jatuh dari pelupuk mataku.
Kaktus, aku tau terkadang aku sering bersikap tak peduli dan tak mau tau perasaan orang lain. Tapi kau selalu memakluminya. Aku bisa saja tak mengindahkan pesan-pesanmu, lalu ntah kapan menghubungimu. Terkadang aku mendengarkan ceritamu dengan serius, tapi lebih sering tak begitu menanggapinya. Ah... kau memang sahabat yang baik.
Aku sedang tidak memujimu, tapi begitulah adanya. Kau memang baik!
Well, aku sedang ada di kantor. Dan aku tak tau lagi harus menulis apa. Aku tak janji, tapi aku berniat akan mengirimimu surat dengan tulisan tanganku sendiri dan meminta bantuan Pak Pos untuk menyampaikannya padamu, seperti yang kau lakukan slama ini. Aku tak tau kapan niat itu akan terlaksana, jadi bersabarlah :)
Sahabatmu,
miss chocolate
aku masih ingin berlayar jauh
menjejaki langkah di setiap sudut dunia
mengarahkan pandang ke segala arah
membentang luas wawasan cakrawala
hingga aku dapat menemukanmu nanti
di suatu tempat yang aku tak tau dimana
di suatu waktu yang belum tau kapan pastinya
rheadrina
Maukah kau mengajariku rumus matematika?
Untuk menghitung luasnya ruang hatimu yang masih tersisa
Untuk mengukur jarak antara masa lalu yang berlalu dan masa depan yang akan datang
Untuk memperkirakan waktu yang tepat hingga dapat saling bersitatap
Maukah kau menjadi guruku dan mengajari aku sedikit ilmu mu?
Agar aku dapat mengurangi cemburu yg berkali-kali menyelinap diantara rindu
Agar aku dapat mengkalkulasikan semua perhatian di sela-sela sulitnya membagi waktu
Agar setiap moment yang hadir tak hanya sekedar menjadi simbol-simbol kenangan
Agar yang aku dapatkan adalah jawaban pasti dari semua kemungkinan
rheadrina
KamarKost, 04042013
surat-surat yg aku terima dari kamu |
kotak tempat aku menyimpan surat |
Peoplecuek's Blog Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | Best Kindle Device