29 Okt 2011

It's About U, Reina...

Diposting oleh Drina at 21.05
Dear Reina...
Aku tak tau dimana sekarang kau berada, aku yang melepaskan dirimu dan aku yang pergi dari kehidupanmu. Aku tak pernah bermaksud menyakiti hatimu. Mungkin kau tak percaya, tapi hingga detik ini aku tak pernah melupakanmu.

#Hujan
Hujan selalu mengingatkanku pada dirimu. Kenapa? Karena hujan yang mempertemukan kita. Beberapa tahun yang lalu di suatu sore aku menghentikan laju mobilku di tengah jalan hanya karena melihat sosok mungilmu yang basah kuyup dengan tubuh menggigil. Saat itu aku menemukanmu menangis di bawah guyuran air hujan, tapi dengan senyum yang terukir di ujung bibirmu. Aneh sekali. Kau tak peduli ketika aku turun dari mobil dan mendekatimu. Bahkan kau tak merasa terusik sama sekali dengan kehadiranku.

Satu setengah jam lamanya kita duduk bersebelahan dalam diam. Aku sama sekali tak berniat menanyakan apa yang kau lakukan di sana dan mengapa kau menangis. Aku hanya ingin menemanimu, hanya itu. Aku tak tau kenapa sosokmu begitu menarik perhatian hingga aku rela membiarkan diriku berada di tengah hujan yang kian menderas, padahal sebelumnya aku sangat membenci hujan. Dan sejak saat itu, ketika hujan turun – kapan pun dan dimana pun aku berada – mataku selalu mencari sosokmu.

#Pantai
Kau sering menghabiskan waktu di pantai, berjalan di atas butiran pasir sambil mencari kerang atau berlari-lari kecil mengejar kepiting. Tak jarang kau terlihat asyik bermain air laut sendirian dan tak peduli walau teriknya matahari membuat kulitmu yang coklat semakin menggelap. Di lain waktu kau akan duduk di bawah pohon pinus hanya untuk menikmati angin sepoi yang bertiup semilir sambil menikmati jagung bakar dan es kelapa muda. Bahkan sebenarnya aku pun tau kau sering berdiri di atas karang dan berteriak kencang sekali, lalu membiarkan suaramu hilang ditelan deru suara ombak. Sungguh cara yang unik tapi cukup ampuh untuk melepaskan kekesalan dan beban di hatimu. Sepertinya pantai selalu bisa menentramkan suasana hatimu.

#Senja
Kau suka senja, itu yang aku tau. Kau sering duduk menghabiskan waktu di balik jendela menunggu sang magrib tiba, persis seperti yang aku lakukan kali ini. Semburat jingga bermegah yang berarak menyongsong sang waktu selalu menarik perhatianmu. Kau pernah katakan: “Senja adalah batas waktu” dan aku mulai memahami hal itu.

#Bintang
Kau selalu memberikan satu bintang kepadaku setiap kali kita pulang dari planetarium. Aku mengumpulkan bintang-bintang itu dan menyimpannya di dalam sebuah kotak kecil. Aku tak ingat berapa kali aku menemanimu ke planetarium, sama halnya aku tak ingat kapan terakhir aku meletakkan bintang ke dalam kotak itu. Bahkan aku melupakan kotak itu untuk waktu yang cukup lama.

Ada tiga belas bintang dengan berbagai ukuran yang ku temukan di dalam kotak itu beberapa waktu yang lalu. Entahlah apakah ada unsur kesengajaan atau tidak (aku tak tau), tapi di antara ketigabelas bintang itu ada satu bintang yang terlihat berbeda. Bintang yang tetap terlihat cahayanya, sekali pun di tempat yang terang. Dan sekarang bintang-bintang itu menghiasi langit-langit kamarku, menemaniku melewati malam-malam penuh kerinduan.

“Kalau ada seribu bintang yang kau lihat di langit, salah satunya pasti adalah diriku. Jika ada seratus bintang yang terlihat, maka salah satunya adalah diriku. Jika ada sepuluh bintang yang terlihat, maka salah satunya adalah diriku. Jika hanya ada satu bintang yang terlihat, maka itu adalah diriku. Bahkan jika tak satu pun bintang yang terlihat di langit, maka percayalah aku akan tetap ada. Karena aku ada di hatimu.”
Kau pernah mengatakan hal itu padaku di suatu malam penuh bintang. Waktu itu aku menertawakanmu, ku bilang kau sok puitis. Kau hanya tersenyum sambil tetap memandangi langit. Sekarang aku sadar, kau sebenarnya memang tipe cewek romantis.

Aku kangen melihat bintang bersamamu, Re. Sudah berhasilkah kau menghitung jumlah bintang yang ada di langit? Sudah berapa banyak letak rasi bintang yang kau temukan? Atau mungkin kau sudah tak lagi menyukai bintang?

Reina... mungkin kau benar, cinta itu tidak hadir hanya karena terbiasa bersama. Karena sesungguhnya cinta adalah perasaan bukan suatu kebiasaan. Tapi kau harus tau bahwa untuk membina suatu hubungan kita tetap butuh ruang dan waktu kebersamaan. Dan itu yang tidak kita miliki ketika akhirnya jarak memisahkan kita.

Ini tentangmu. Aku memang masih mengingat semua hal tentang dirimu. Padahal aku yang melepaskanmu. Ntahlah kenapa bisa begitu. Terkadang ada beberapa hal di dunia ini yang tak selalu bisa dimengerti, maka biarlah kenyataan yang akan menjawabnya nanti. Aku tau ini akan sulit, bukan cuma bagimu tapi juga bagiku. Tapi lama-lama kita akan terbiasa dan bisa menyikapinya dengan biasa-biasa saja.

Maafkan aku, Re...


=Ryan=



Bengkulu, 29 Okt 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 

Peoplecuek's Blog Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | Best Kindle Device